/li/a

astronot


Rabu, 22 Agustus 2012

Satelit Palapa

Satelit Palapa

Palapa ialah nama bagi sejumlah satelit telekomunikasi geostasioner Indonesia. Nama ini diambil dari "Sumpah Palapa", yang pernah dicetuskan oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit pada tahun 1334.

Satelit pertama diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976 oleh roket Amerika Serikat dan dilepas di atas Samudera Hindia pada 83° BT. Satelit pertama dari 2 satelit itu bertipe HS-333 dan bermassa 574 kg.

Kemudian 4 satelit dari seri kedua dibuat, yang kesemuanya dari tipe Hughes HS-376. Ketika peluncuran Palapa B2 gagal, satelit ke-3 diatur. Awalnya bernama Palapa B3 dan dijadwalkan untuk STS-61-H, akhirnya diluncurkan sebagai Palapa B2P. Sementara itu Palapa B2 diperbaiki kembali oleh STS-51-A, diperbaharui dan diluncurkan lagi sebagai Palapa B2R.

Palapa D dipesan pada tanggal 29 Juni 2007 oleh perusahaan Indonesia PT Indosat Tbk, kepada Thales Alenia Space. Itu adalah Spacebus 4000B3 yang akan dibuat di Pusat Luar Angkasa Cannes Mandelieu.

macam macam satelit palapa :

Satelit Palapa A1

Satelit Palapa A1 adalah satelit pertama yang dimiliki Indonesia dan dioperasikan oleh Perumtel. Palapa A1 diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976 dengan roket Delta 2914,[1] dan beroperasi sejak tanggal 9 Juli 1976 hingga tahun 1983 di 83 BT.

Sejarah

Satelit ini merupakan awal program Satelit Palapa yang dimulai sejak Februari 1975, oleh karena itu kontrak yang diberikan ke Boeing Satellite Systems (dahulu dikenal dengan Hughes Space and Communication Inc.) dari Amerika Serikat saat itu termasuk pembangunan 9 stasiun bumi, 1 stasiun kontrol utama, dan pengadaan 2 satelit (Palapa A1 dan A2). Pembangunan 10 stasiun tersebut diselesaikan dalam waktu 17 bulan, salah satu yang tercepat bagi Boeing.[3] Pada kontrak terpisah, dibangun total 30 stasiun bumi lainnya untuk dioperasikan oleh Perumtel. Program satelit Palapa yang mulai beroperasi sejak tahun 1976 ini menempatkan Indonesia menjadi negara ketiga di dunia yang mengoperasikan Sistem Komunikasi Satelit Domestik dengan menggunakan Satelit GSO.

Nama Palapa sendiri dipilih oleh Presiden Suharto pada bulan Juli 1975.

Spesifikasi Teknis

Satelit Palapa generasi A didesain dan dibangun secara khusus hingga mampu mengkonsentrasikan kekuatan sinyalnya pada seluruh wilayah kepulauan Indonesia terutama pulau-pulau utamanya ditambah negara tetangga seperti Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand. Satelit generasi A dibangun oleh Hughes berdasarkan desain HS-333 miliknya.

ini adalaha palapa a1 :




Palapa A memiliki 12 transponder dengan kapasitas sekitar 6000 sambungan pembicaraan atau 12 kanal televisi berwarna atau kombinasi dari keduanya. Kontrak menyatakan bahwa Satelit ini dapat beroperasi selama 7 tahun. Satelit ini memiliki tinggi 3,7m (termasuk antena) dan berdiameter 1,9m. Antenanya sendiri berupa piringan parabola berdiameter 1,5m. Pada saat peluncurannya, satelit ini memiliki bobot 574kg, sedangkan bobotnya di orbit yaitu 297 pounds.

Operasional

Palapa A1 diluncurkan dari Pad LC-17A tanjung Canaveral, Amerika Serikat, pada tanggal 8 Juli 1976 dengan roket Delta 2914 dan menempati orbit GEO 83BT. Setelah memasuki masa operasional, 6 dari 12 transponder Palapa A1 digunakan untuk aplikasi teleponi, sedangkan 1 lainnya digunakan oleh Televisi Nasional dan 5 sisanya digunakan sebagai cadangan. Satelit ini berhenti beroperasi pada bulan Juni 1985

Palapa A2

Palapa A2 adalah satelit komunikasi milik Indonesia dan dioperasikan oleh Perumtel. Palapa A2 diluncurkan pada tanggal 10 Maret 1977 dengan roket Delta 2914 dan beroperasi di orbit 77 BT sejak tanggal 11 Maret 1977 hingga bulan Januari 1988, 4 tahun melewati masa operasional yang direncanakan.

Sejarah

Program satelit Palapa A dimulai saat Pemerintah Indonesia memberikan 2 kontrak terpisah pada Boeing Satellite Systems (dahulu dikenal dengan Hughes Space and Communication Inc.) dari Amerika Serikat untuk menyediakan 2 satelit (Palapa A1 dan A2), sebuah stasiun kontrol utama untuk kedua satelit tersebut dan 9 stasiun bumi. Pembangunan 10 stasiun tersebut diselesaikan dalam waktu 17 bulan, salah satu yang tercepat bagi Boeing. Pada kontrak terpisah, dibangun total 30 stasiun bumi lainnya untuk dioperasikan oleh Perumtel. Nama Palapa sendiri dipilih oleh Presiden Suharto pada bulan Juli 1975. Satelit Palapa A2 dimaksudkan sebagai cadangan dan siap untuk dioperasikan apabila Palapa A1 mengalami kegagalan, atau jika permintaan pasar tidak dapat lagi diakomodasi oleh Palapa A1.

Spesifikasi Teknis

Satelit Palapa generasi A didesain dan dibangun secara khusus hingga mampu mengkonsentrasikan kekuatan sinyalnya pada seluruh wilayah kepulauan Indonesia terutama pulau-pulau utamanya ditambah negara tetangga seperti Malaysia, Philipina, Singapura dan Thailand. Satelit generasi A dibangun oleh Hughes berdasarkan desain HS-333 miliknya.

Gambar satelit Palapa A2 :



Palapa A memiliki 12 transponder dengan kapasitas sekitar 6000 sambungan pembicaraan atau 12 kanal televisi berwarna atau kombinasi dari keduanya. Kontrak menyatakan bahwa Satelit ini dapat beroperasi selama 7 tahun. Satelit ini memiliki tinggi 3,7m (termasuk antena) dan berdiameter 1,9m. Antenanya sendiri berupa piringan parabola berdiameter 1,5m.Pada saat peluncurannya, satelit ini memiliki bobot 574kg,sedangkan bobotnya di orbit yaitu 297 pounds.

Operasional

Palapa A1 diluncurkan dari Pad LC-17A tanjung Canaveral, Amerika Serikat, pada tanggal 10 Maret 1977 dengan roket Delta 2914 dan menempati orbit GEO 83BT. Satelit ini berhenti beroperasi pada bulan Januari 1988.

Palapa B1

Palapa B1 merupakan satelit milik Perumtel yang diluncurkan 18 Juni 1983. Satelit ini diambil alih pada tahun 1991 oleh afiliasi dari Satelindo, PT Pasifik Satelit Nusantara dan berganti nama Palapa Pasifik 1. Fungsi satelit ini berakhir pada Oktober 1995


Palapa B2

Palapa B2 adalah satelit generasi kedua yang dibuat oleh Boeing Satellite Development Center untuk Perumtel. Satelit ini diluncurkan pertama kali pada tahun 1984. Setelah gagal dalam peluncurannya, pada tahun 1990 satelit ini diluncurkan kembali dengan nama Palapa B2R.


Spesifikasi

Satelit Palapa B2 beroperasi di frekuensi C-band, dan menerima frekuensi dari 5,925 GHz sampai 6,415 GHz dan memiliki transmisi dari 3,7 GHz sampai 4,2 GHz. Satelit ini memancarkan sinyal cukup kuat di Indonesia dan beberapa wilayah dari negara-negara ASEAN termasuk Papua Nugini.

Palapa B2 memiliki diameter 7 kaki 1 inci dan tinggi 9 kaki 4 inci dalam posisi tersimpan. Dengan antena selebar 6 kaki dan panel surya luar yang diperpanjang.

Satelit ini memiliki panjang 22 kaki 10 inci dengan pesawat luar angkasa. Beratnya 1.525 pound pada awal kehidupan di orbit. Empat pendorong menggunakan propelan hidrazin memberikan stationkeeping dan kontrol sikap selama hidup satelit. Dua panel sel surya menghasilkan 1.100 watt daya listrik pada awal kehidupan di orbit. Empat pendorong menggunakan propelan hidrazin memberikan stationkeeping dan kontrol sikap selama hidup satelit. Dua panel sel surya menghasilkan 1.100 watt daya listrik pada awal kehidupan di orbit. Baterai nikel kadmium Dua memberikan kekuatan penuh selama gerhana ketika pesawat antariksa melewati bayangan Bumi.

Diperbaiki

Setelah gagal dalam peluncurannya satelit Palapa B2 Dibeli dan didaur ulang oleh Sattel Technologies kemudian dibeli kembali oleh Perumtel pada tahun 1990 dengan nama Palapa B2R.

Satelit Palapa B2P

Satelit Palapa B2P adalah satelit yang mengitari orbit geosynchronous dan bergerak dari barat ke timur dengan kecepatan yang sama dengan rotasi Bumi. Satelit ini terletak pada ketinggian 36.000km di atas khatulistiwa pada lokasi 113°BT dan dikendalikan oleh stasiun yang terletak di Bumi tepatnya di daerah Cibinong. Satelit Palapa merupakan satelit relay bagi stasiun bumi yang selanjutnya memancarkan kembali siaran ke televisi dengan transponder Palapa yang bekerja pada jarak 6 gigahertz dengan kekuatan pancar 10 watt.

Satelit Palapa B2P yang sesungguhnya dibuat untuk keperluan domestik serta ditujukan untuk disewakan ke mancanegara ternyata mampu menjaring bisnis yang sangat baik, dan karenanya Palapa B2P menjadi satelit rebutan. Para penyelenggara penyiaran (CNN, ESPN) menggunakan Palapa B2P, sehingga masyarakat yang berada dalam area cakupan Palapa B4 dapat menerima program-progam mereka.


Satelit Palapa B2R

Satelit Palapa B2R merupakan satelit Palapa B2 yang diperbaiki oleh Sattel Technologies dan dimiliki oleh Perumtel. Satelit ini diluncurkan pada 13 Apr 1990 dengan menggunakan Delta-6925-8. Fungsi satelit ini berakhir Desember 2000.

Setelah mengakhiri masa fungsinya, pada tahun 2001, Palapa B2R dimiliki oleh operator Amerika Serikat dan diganti namanya menjadi NewSat 1.

Satelit Palapa B4

Satelit palapa B4 ini merupakan satelit terakhir yang memiliki tipe HS-376. Palapa B4 ini diluncurkan pada 14 Mei 1992 yang digunakan untuk membackup Palapa B2P jikalau ada terjadi kerusakan. Satelit ini berhenti beroperasi di tahun 2005.

Satelit Palapa C1

Satelit Palapa C1 adalah satelit komunikasi pertama dalam generasi Palapa C yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Palapa C1 diproduksi oleh Hughes (Amerika Serikat, AS) dan diluncurkan pada tanggal 31 Januari 1996 di Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral (LC-36B) AS, menggunakan roket Atlas 2AS. Satelit ini dimaksudkan sebagai pengganti satelit Palapa B4 pada Orbit Geo Stasioner slot 113º BT dengan rentang operasi selama 7 tahun. Namun setelah terjadi kegagalan pengisian battery pada tanggal 24 November 1998 akhirnya Palapa C1 dinyatakan tidak layak beroperasi dan digantikan oleh Palapa C2.

Satelit Palapa C2

Satelit Palapa C2 adalah satelit komunikasi kedua dalam generasi Palapa C yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo). Palapa C2 diproduksi oleh Hughes (Amerika Serikat, AS) dan diluncurkan pada tanggal 15 Mei 1996  di Kourou, Guyana Perancis (Ko ELA-2), menggunakan roket Ariane-44L H10-3.Satelit ini beroperasi pada Orbit Geo Stasioner slot 113º BT di ketinggian 36.000 km di atas permukaan bumi. Operasional satelit ini berpindah tangan ke PT. Indosat Tbk. akibat penggabungan Satelindo dengan Indosat. Demi memberi tempat bagi Satelit Palapa D, rencananya orbit satelit ini dipindah ke 105,5° BT.

Satelit Palapa D

Satelit Palapa D (kode internasional = 2009-046A)[1] adalah satelit komunikasi Indonesia yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT. Indosat Tbk dan diluncurkan pada tanggal 31 Agustus 2009 pukul 16:28 WIB di Xichang Satellite Launch Center (XSLC) menggunakan roket Long March (Chang Zheng) 3B. Satelit ini dibuat oleh Thales Alenia Space, Perancis, dan dimaksudkan sebagai pengganti satelit Palapa C2 pada Orbit Geo Stasioner slot 113º BT yang telah selesai masa operasionalnya pada tahun 2011.

Perencanaan & Pembangunan

PT. Indosat Tbk telah merencanakan pengadaan dan peluncuran satelit ini sejak tahun 2004. Proyek ini kemudian ditawarkan ke beberapa perusahaan seperti:
>Space/System Loral (AS)
>Orbital Science (AS)
>Lockheed Martin (AS)
>NPOPM (Rusia)
>Astrium (Perancis)
>Thales Alenia Space (Perancis)
>China Great Wall (Republik Rakyat Cina)

Proses tersebut kemudian menghasilkan penunjukan Thales Alenia Space pada tanggal 29 Juni 2007 untuk membangun dan meluncurkan satelit ini, dengan penandatanganan dokumen pemesanan. Indosat dan Thales Alenia Space kemudian bersama-sama memilih roket Long March 3B sebagai wahana peluncur.

satelit dibangun tanpa menggunakan komponen Amerika, dan karena itu tidak dibatasi oleh Lalu Lintas Internasional AS di Peraturan Arms, yang memungkinkan China Great Wall Industry Corporation akan dipilih sebagai penyedia layanan peluncuran.
Peluncuran

Satelit Palapa D diluncurkan di Xichang Satellite Launch Center (XSLC) (Bahasa Cina: 西昌卫星发射中心; pinyin: Xīchāng Weìxīng Fāshè Zhōngxīn), kurang lebih 64 km di barat laut dari kota Xichang di provinsi Sichuan, Cina menggunakan wahana luncur Chang Zheng 3B pada tanggal 31 Agustus 2009 pukul 17:28 waktu lokal (16:28 WIB). Informasi lain menuliskan bahwa tanggal 30 Agustus juga dipilih sebagai alternatif tanggal peluncuran, dan pemilihan tanggal peluncuran didasarkan pada kondisi cuaca lokasi peluncuran. Walaupun diluncurkan dari Cina, pusat kendali satelit tetap berada di Stasiun Bumi Jatiluhur, di Purwakarta, Jawa Barat yang dimiliki Indosat.Peluncuran ini merupakan peluncuran pertama yang dilakukan oleh Cina dalam rentang waktu 4 bulan sebelumnya, dan yang ke-13 bagi roket Chang Zeng 3B.


 Beberapa jam setelah peluncuran NASA Spaceflight sempat mengabarkan bahwa terjadi kegagalan pada roket dalam menempatkan Palapa D di orbitnya, Kantor berita Cina, Xinhua menerangkan bahwa telah terjadi kegagalan pada ignisi ke-2 di tingkatan ke 3 roket Long March. Teknisi Thales Alenia kemudian turun tangan untuk "menangkap" satelit ini dan mengembalikannya ke jalur aslinya sehingga beberapa jam setelah itu perwakilan Thales menyatakan bahwa Palapa D telah berada dalam keadaan normal dan dapat melakukan manuver di orbitnya. Manuver penyelamatan satelit ini mengakibatkan berkurangnya bahan bakar yang diperlukan untuk mempertahankan Satelit di orbitnya sehingga masa operasi satelit turut berkurang dari 15 tahun yang direncanakan. Presiden Thales Alenia Space menyatakan bahwa bahan bakar yang tersisa masih akan cukup untuk mengoperasikan satelit Palapa D selama sekitar 10 tahun.


Group Head Corporate Communication Indosat, Adita Irawati pada tanggal 1 September 2009 menyatakan bahwa telah dilakukan pengecekan fungsi dan parameter satelit, dan sebagian panel surya satelit sudah mulai dibuka sehingga Palapa-D dapat melakukan pencatuan daya dari matahari. Pada hari itu juga sinyal Satelit Palapa D telah berhasil ditangkap oleh stasiun bumi di Fucino, Italia setelah sebelumnya gagal dimonitor oleh stasiun bumi di Kanada.Pada tanggal 3 September Palapa D berhasil memasuki Geostationer Transfer Orbit (GTO)untuk kemudian dikendalikan hingga sampai di Geostationary Syncronous Orbit (GSO) yang awalnya direncanakan tercapai pada pertengahan September 2009, 10-12 hari setelah peluncuran.Akhirnya Palapa D mencapai GSO pada tanggal 9 September 2009.] Setelah itu Palapa D melalui periode "in-orbit-test" sebelum memasuki orbitnya di 113° BT dan kemudian secara resmi diserahterimakan dari Thales ke Indosat pada tanggal 28 Oktober 2009, siap beroperasi secara normal.

Spesifikasi Satelit

Satelit Palapa D direncanakan untuk dapat beroperasi selama 15 tahun (masa tahan di orbit selama 17,5 tahun)[, dan dibangun berdasarkan model platform Spacebus-4000B3 oleh Thales Alenia Space. Satelit ini berkapasitas lebih besar dibandingkan dengan Palapa C2 yang akan digantikannya.

Palapa D melayani cakupan area seluruh Indonesia, negara-negara ASEAN, sebagian negara di Asia, Timur Tengah dan Australia. Satelit ini dilengkapi dengan 24 transponder C-band standard, 11 transponder C-band extended dan 5 transponder Ku-band sehingga satelit ini diperkirakan memiliki total massa 4100 kg saat diluncurkan, dengan daya sebesar 6 kW. 24 transponder C-Band utama Palapa D bekerja di frekuensi 5.9 GHz- 6.4 GHz (uplink) dan 3.7 GHz-4.2 GHz (downlink), sedangkan 11 transponder C-Band extended-nya bekerja di frekuensi 6.4 GHz-6.7 GHz (uplink) dan 3.4 GHz-3.7 GHz (downlink).

Keseluruhan proyek Satelit Palapa D, dari pembangunan hingga peluncuran, diperkirakan bernilai sebesar US$230 juta.

Layanan Satelit

Dalam acara peresmian gedung Satelit Palapa D, pada tanggal 14 Agustus 2009, Dirut dan CEO Indosat, Harry Sasongko mengungkapkan bahwa Satelit Palapa D direncanakan akan digunakan sebagai backbone Indosat demi mendukung berbagai layanan Indosat seperti telepon seluler, telepon tetap hingga sirkit sewa.

Selain itu Indosat juga akan menyewakan transponder (transponder lease) satelit Palapa D kepada perusahaan lain, baik dari dalam maupun luar negeri. Segmen pelanggan yang dapat memanfaatkan layanan ini antara lain broadcaster Radio atau Televisi domestik maupun internasional, perusahaan penyedia jasa internet (ISP), perusahaan penyedia jasa VSAT dan anak perusahaan Indosat seperti Indosat Mega Media (Indosat M2) dan Aplikanusa Lintasarta.

Jasa lain yang disediakan Indosat melalui satelit Palapa D antara lain layanan VSAT, DigiBouquet dan layanan Telecast sebagai nilai tambah untuk memenuhi kebutuhan korporasi dalam komunikasi data dan broadcasting. Selain itu Palapa D memungkinkan pengembangan layanan internet Jalurlebar melalui satelit dan Data Broadcasting sebagai cara untuk mendistribusikan sambungan internet berkecepatan tinggi dengan cakupan hingga ke wilayah yang tak dapat dijangkau jaringan terestrial. Satelit Palapa D adalah salah satu dari beberapa satelit yang mampu melayani seluruh wilayah Indonesia, ditambah wilayah lain di sekitar Asia seperti ASEAN, Timur Tengah dan Australia.

Indosat meluncurkan pengoperasian satelit Palapa D pada tanggal 17 November 2009 bersamaan dengan peresmian pengoperasian sistem kabel laut JAKABARE. Acara peresmian diadakan di Kantor Pusat PT. Indosat di Jalan Merdeka Barat No.21, Jakarta Pusat, dihadiri oleh Menkominfo Kabinet Indonesia Bersatu II, Tifatul Sembiring.

semoga membantu ya sahabat salam astronot...

sumber : wikipedia
Next Prev home
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google