/li/a

astronot


Rabu, 22 Agustus 2012

rekor unik Satelit


Satelit Terkecil di Dunia 

Sebuah penelitian telah menghasilkan satelit terkecil di dunia. Tidak seperti layaknya satelit lain yang berukuran besar, jenis satelit yang diciptakan oleh Zac manchester ini seukuran chip yang siap pasang ke luar angkasa.

Alat canggih yang diberi nama sprite, merupakan hasil dari usaha keras mahasiswa pascasarjana Cornell University. Ia dan beberapa rekannya telah sukses mengumpulkan dana sebesar U$ 30.000 atau sekitar Rp 2 juta lebih di Kickstarter untuk mengirim sebanyak mungkin "chip" hasil ciptaannya ke orbit bumi. Hal ini dilakukan sebagai demo yang nantinya akan jadi perangkat yang aman digunakan.

Sprite yang juga disebut sebagai pesawat ruang angkasa terkecil menggunakan tenaga sel surya, radio transceiver, dan mirokontroler yang menjadi sebuah microchip silicon. Menurut keterangan yang dilansir pada laman proyek ini, versi pertama pesawat kecil baru sebatas mentransmisikan nama dan beberapa bit data saja, dan akan disempurnakan kembali menjadi sebuah alat thermometer hingga kamera yang dapat memotret bumi dari angkasa.

Untuk keamanan jangan khawatir. Benda kecil ini tak akan membahayakan penghuni bumi. Satelit super mini ini baru diluncurkan di orbit ketinggian rendah. Penemuan ini diharapkan sebagai langkah awal yang mudah bagi siapapun nantinya yang akan ngelancong ke luar angkasa


Satelit Terbesar di Dunia 

Amerika Serikat baru saja meluncurkan satelit terbesar yang pernah ada untuk mengorbit ke bumi, sedangkan tujuan dari satelit ini masih rahasia, namun yang kami tahu satelit ini bukan untuk memantau cuaca.

Misinya adalah untuk mengumpulkan data intelijen untuk US National Reconnaissance Office.

 Satelit yang dijuluki NROL-32, dikirim ke orbit  oleh roket Delta 4 Heavy - roket tak berawak terbesar dengan booster berbahan bakar cair paling kuat. US National Reconnaissance Office (NRO) Direktur Bruce Carlson berkata bahwa NROL 32 akan menjadi "satelit terbesar di dunia."

Semua ini hal superlatif ini tidak mungkin hanya hasil dari obsesi Amerika untuk membuat satelit yang paling besar, bahkan, NRO meluncurkan hampir sama banyak kendaraan kecil ke angkasa seperti halnya yang besar. Lebih tepatnya, bagaimanapun, NROL-32 memiliki pekerjaan yang sangat penting: mengganti satelit-era Perang Dingin yang habis masa berlakunya.

Kami berharap, satelit baru yang besar yang dikirim ke orbit akan terus berkelanjutan, serta mencapai apa yang NRO dita-citakan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Satelit Terjauh di Dunia

Lebih dari tiga dekade setelah diluncurkan, satelit ruang angkasa Voyager-1 milik NASA sedikit lagi lepas dari tata surya. Ia kini telah memasuki kawasan baru yang letaknya ada di antara sistem tata surya dan ruang antar bintang.

Kawasan yang oleh para ilmuwan disebut sebagai ‘stagnation region’ itu berjarak hingga sekitar 113 astronomical units (AU) atau sekitar 16,9 miliar kilometer dari Matahari.

Voyager-1, yang kini berjarak 11 miliar kilometer dari Matahari telah menjelajah pinggir tata surya sejak 2004 dan mulai masuk ke stagnation zone pada awal pekan ini.

Meski begitu, satelit tersebut masih harus bertahan sedikit lagi sebelum ia benar-benar keluar dari tata surya.

Gambar voyager :


Dan jika berhasil, ia akan menjadi benda luar angkasa buatan manusia pertama yang tiba di interstellar space, atau ruang maha luas yang berada di ruang antara bintang.

Menurut NASA, baterai milik satelit ruang angkasa buatannya itu hanya punya kapasitas yang cukup untuk memasok daya hingga 2020.

Namun demikian, ilmuwan memperkirakan, Voyager- 1 akan tiba di interstellar space sebelum baterainya habis. Diperkirakan, dalam hitungan bulan hingga beberapa tahun ke depan.

Pada ajang American Geophysical Union yang berlangsung di San Francisco, Ed Stone, Chief Scientist dari Jet Propulsion Laboratory NASA menyebutkan, pihaknya tidak bisa menentukan kapan Voyager-1 akan tiba di ruang tersebut.

“Kami tidak bisa menentukannya karena tidak ada pesawat ruang angkasa yang pernah pergi sejauh ini,” ucap Stone, seperti dikutip dari FoxNews, Selasa Desember 2011. “Perjalanan masih terus berlanjut,” ucapnya.

Voyager-1, dan kembarannya yakni Voyager 2, diluncurkan pada 1977 dalam misinya menjelajahi planet-planet luar tata surya seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Setelah misi utama mereka tuntas, keduanya bergerak menuju interstellar space, namun menggunakan arah yang saling berlawanan.

Voyager 2, yang bergerak lebih lambat dibanding Voyager 1 kini berada di jarak 9 miliar kilometer dari Matahari. (art/vivanews/icc.wp.com)

Satelit Pertama yang berawak di dunia

Program Sputnik adalah seri misi dikirimnya pesawat luar angkasa oleh Uni Soviet. Pesawat pertama, Sputnik I, mengirim obyek buatan manusia pertama ke orbit Bumi. Peluncuran ini dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober 1957. Nama dalam bahasa Rusia, "Спутник", berarti "satelit" atau "teman berkelana", dan roket R-7nya didesain untuk membawa misil balistik.

Satelit pertama Indonesia 

Palapa ialah nama bagi sejumlah satelit telekomunikasi geostasioner Indonesia. Nama ini diambil dari "Sumpah Palapa", yang pernah dicetuskan oleh Patih Gajah Mada dari Majapahit pada tahun 1334.

Satelit pertama diluncurkan pada tanggal 8 Juli 1976 oleh roket Amerika Serikat dan dilepas di atas Samudera Hindia pada 83° BT. Satelit pertama dari 2 satelit itu bertipe HS-333 dan bermassa 574 kg.

Gambar Palap A1 :



Kemudian 4 satelit dari seri kedua dibuat, yang kesemuanya dari tipe Hughes HS-376. Ketika peluncuran Palapa B2 gagal, satelit ke-3 diatur. Awalnya bernama Palapa B3 dan dijadwalkan untuk STS-61-H, akhirnya diluncurkan sebagai Palapa B2P. Sementara itu Palapa B2 diperbaiki kembali oleh STS-51-A, diperbaharui dan diluncurkan lagi sebagai Palapa B2R.

Palapa D dipesan pada tanggal 29 Juni 2007 oleh perusahaan Indonesia PT Indosat Tbk, kepada Thales Alenia Space. Itu adalah Spacebus 4000B3 yang akan dibuat di Pusat Luar Angkasa Cannes Mandelieu.






Next Prev home
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google